"Tangiang ni damang dohot dainang"

"Tangiang ni damang dohot dainang"
Sai diramoti Tuhanta ma hamu among dohot hamu inong, mansai denggan pambahenan muna tu hami angka ianakhon muna on.

Minggu, 21 September 2014

INJIL LUKAS

LUKAS

Penulis
Yang berasal dari abad ke-2 M, dalam tradisi-tradisi yang mengaitkan Injil ketiga dengan seorang yang bernama Lukas. Kanon Muratoria dan Prakata anti Marcion, pada Injil Lukas, serta Ireneus, Clemens dari Aleksandria, Origenes dan Tertullianus, dimana semua hal ini menyebutkan bahwa Lukas dikatakan sebagai penulis dari Injil Lukas ini. Namun secara ketepatan juga bahwa tradisi-tradisi ini juga tidak dapat dipastikan kebenarannya[1]. Injil Lukas diperkirakan ditulis oleh Lukas pendamping Paulus itu[2].

Waktu dan Tempat
Ada yang mengemukakan pendapat bahwa Lukas menunjukkan pengetahuan tentang jatuhnya Yerusalem ke tangan orang Roma pada tahun 70 M dalam Lukas 21:5-24, dan jika hal itu ternyata benar maka kita haruslah menyimpulkan bahwa kitab Injil tersebut selesai ditulis setelah kejadian itu. namun para ahli lainnya juga tidak melihat alasan untuk mendukung pendapat ini, dan memberikan waktu yang lebih awal bagi Injil itu. Sehingga beberapa dari mereka mengatakan bahwa Injil Lukas ini dituliskan antara tahun 57-60 M. Sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa tidaklah mungkin mudah untuk menentukan kapan Injil Lukas ini dituliskan dan diselesaikan, sehingga ia memasukkan dalam kitabnya sendiri bahan-bahan dari Injil Markus.[3]

Tujuan dan Sumber
Lukas ingin membantu saudara-saudaranya dalam Tuhan yang bukan Yahudi untuk melacak kembali akar dari Yesus yang historis (dalam injil) dan untuk mengikuti perkembangan Kristianitas dalam Gereja perdana yang menyebar dari Yerusalem ke Asia kecil, ke Roma (dalam Kisah Para Rasul) [4].
Ada beberapa hal yang dapat membedakan injil Lukas dengan injil lainnya [5]:
  1. Ia khusus menekankan kenyataan bahwa Yesus adalah juruslamat ilahi dalam arti Universal.
  2. Lukas menekankan kenyataan bahwa Yesus adalah juruslamat yang mempunyai kuasa ilahi untuk menyembuhkan baik nyawa maupun tubuh.
  3. Menggambarkan lebih banyak atau betapa seringnya Yesus berdoa.
  4. Menjelaskan secara terperinci tentang membela hak wanita
  5. Memberikan tempat yang penting dalam perumpamaan Yesus
  6. Berita tentang sejarah lebih lengkap dari kitab lainnya.
Tujuan Lukas adalah supaya Teofilus dan orang lain mempunyai pengetahuan yang benar mengenai Yesus, sehingga ia memulai Injilnya dengan cerita kelahiran Yesus. Tentu pada waktu Lukas menulis, peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus sudah berlalu.[6] Dari kata pengantar Injil Lukas di ketahui bahwa alamat yang disapanya adalah “Teofilus Yang Mulia”.[7] Meskipun tidak dapat diketahui lagi secara tepat siapa sebenarnya Teofilus yang disapa dengan sangat hormat ini, namun dapat diketahui bahwa ungkapan itu biasa digunakan khusus untuk para pejabat tinggi Romawi pada waktu itu. Injil Lukas adalah salah satu dari Injil sinoptis (sinoptis adalah kata kata sifat dari kata benda sinopsis). Dan dua Injil sinoptis yang lain adalah Markus dan Matius. Ketiga Injil sinoptis ini memiliki kesejajaran yang memiliki isi yang tidak persis sama, namun secara umum ada persamaan yang sangat nyata dalam garis besar.[8] Dalam Injil Lukas terdapat persamaan hanya terhadap Injil Markus, memiliki persamaan hanya dengan Matius, dan juga memiliki persamaan dengan keduanya. Lukas memiliki sumber dari Markus, begitu juga dengan Matius, jadi Markus berada ditengah yang artinya Markus adalah sumber bagi Lukas dan Matius. Tetapi sumber Injil Lukas bukan hanya Markus, sumber lainnya adalah sumber “L” dan “Q”.

Bentuk Teks dari Lukas
Dalam Kitab Lukas juga memiliki perumpamaan-perumpaan yang juga terdapat dalam Injil Matius, dan Markus yang berhubungan dengan aktivitas manusia dan interaksinya dengan menggunakan gaya bahasa berbentuk cerita. Lukas juga menggunakan gaya dari pada tradisi Yunani Attic yang tinggi, dan dengan bahasa Yunani Koine, walaupun pada hakikatnya sumber-sumber bahasa Yunani Koine yang dipakai Lukas tersebut sangat rendah. Dalam peredaksian kitab Lukas ini juga, Lukas dipengaruhi oleh Perjanjian Lama yang menggunakan bahasa Yunani, yang dimana gal tersebut dilatarbelakangi oleh bahasa Aram. Dalam Injil ini juga Lukas menggunakan vocabulary yang kaya, dimana terbukti dengan 250 kata dalam Injil Lukas ini. Para ahli berpendapat hal ini didukung dengan latar belakang Lukas yang merupakan seorang dokter, dan memiliki intelektualitas yang tinggi pula, sehingga tepatlah bila Injil Lukas ini ditujukan kepada kalangan kerajaan, ataupun pemerintah.

Ciri Khas Kitab
Tidak seperti Injil lain, Lukas membuka Injilnya dengan pendahuluan (1:1-4) untuk menjelaskan mengapa ia menulis Injilnya dan melanjutkan tulisannya dengan buku kedua yaitu Kisah Para Rasul (lih. Kis. 1:1-2) tentang lahir dan mulai berkembangnya Gereja di luar Palestina. Lukas sebagai penulis sejarah penyelamatan Allah, memperlihatkan dalam karangannya tiga tahap rencana Allah dalam sejarah, yaitu: 1. Tahap Israel atau janji dalam PL. Janji dan rencana Allah itu harus digenapi dan terlaksana (lih. 1:33; 17:25; 22:37; band. Kis. 1; 16; 14:22; 19:21). 2. Tahap Yesus dalam Injil, Dalam diri dan hidup Yesus, rencana dan janji Allah terpenuhi (lih. 2:49 dan 23:46). Yesus yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap di dunia ini, karena sejak kecil tidak mendapat tempat di penginapan (2:7), ditolak dari desa-Nya Nazaret (4:16-30) dan tidak mempunyai tempat untuk membaringkan kepala (9:58), mengantar manusia ke tanah air baru yaitu ke rumah Bapa. Semua orang diundang terutama yang menderita karena dihina, tertindas, orang sakit, anak kecil, wanita, dan penyamun di Salib. Ciri khas atau karakteristik adalah bahwa Injil Lukas merupakan jilid pertama dari dua-jilid sejarah mengenai kekristenan mula-mula yang dilanjutkan dalam Kisah Rasul. Gaya dan jenis bahasa bahasa keduanya merupakan hasil karya satu orang penulis. Keduanya ditujukan kepada orang yang sama, yakni Teofilus.[9] Gaya bahasa dan susunan tulisan Lukas mempunyai suatu ciri khusus, yaitu pemakaian hokum dwiganda.[10] Maksudnya adalah bahwa Lukas sering menduakalian kata-kata dan kalimat-kalimat, menghubungkan dua kata yang saling melengkapi atau yang merupakan lawan masing-masing, member dua contoh dari suatu kejadian yang sama, member dua kutipan berturut-turut untuk meneguhkan sesuatu, menyebutkan nama keduabelas murid itu dua-dua. Ciri khas lain dari Injil Lukas adalah penitik-beratan bahwa Yesus memperhatikan orang-orang lemah, miskin dan sesat. Kemungkinan Lukas sendiri terharu hatinya karena kesusahan dan kesengsaraan yang dilihatnya.

Latar Belakang Sejarah
Dalam Kitab Lukas ini, Lukas memberikan suatu pemahaman akan Roh dan Gereja, yang dimana pemahaman pada saat itu  pencurahan daripada Roh, tidak lagi menjadi hanya Roh tersebut yang merupakan awal dari Eskatos, tetapi awal dari jangka waktu yang sangat panjang, yang memebntuk kepada pediode daripada gereja tersebut. Karena Roh Allah tidak lagi menjadi suatu hadiah Eskatologi, tetapi menjadi pengganti dalam penantian akan keselamatan yang besar. Lukas dalam faktanya menggantikan harapan semula dengan maksud yang tidak baik secara luas dari bentuk yang berbeda. Lukas menulis injil ini ketika umat di Antiokia menghadapi keadaan yang tidak wajar. Yaitu tekanan dari gereja di Yerusalem yang bermaksud meng-Yahudikan mereka. Selama dua puluh atau tiga puluh tahun sesudah Pentakosta, gereja mengalami ketegangan dan mendambakan kedatangan Tuhan kedua kalinya.[11]
Dalam tipe kitab Lukas, para pembaca dipersiapkan untuk mendengarkan perumpamaan dengan pengantar, yang mengarahkan pembicaraan dengan konteks interpretasi dalam pelayanan Yesus. Tidak dengan memberikan bentuk geografis, melainkan dengan tiga pemahaman, pasal pertama Yesus menarik para pemungut cukai dan pendosa, pasal kedua kaum Farisi dan ahli tafsir menerima dan makan dengan orang-orang biasa, dan pada pasal ketiga Yesus meresponnya dengan perumpamaan. Sebelum bergerak kepada perumpamaan itu sendiri, para pembaca akan mengambil waktu untuk mempertimbangkan kemana dia akan menempatkan dirinya saat menerima cerita tersebut. Apakah disebelah Yesus, dengan mengikut Yesus, mengalamatkan perumpamaan ini untuk mengkritik, atau diantara pemahaman kepada Yesus. Kitab Lukas merupakan kitab yang dipelihara oleh jemaat Kristen mula-mula sebelum kemudian mendapat peredaksian dari penulis. Hal tersebut dikarenakan status pengkanonan yang menyetujui mereka pada abad kedua. Hal tersebut dimulai pada saat kebangkitan dan ekspansi Kristen yang menjadi tema utama dari Kitab Lukas ini. Kitab Lukas ini juga menjadi volume pertama dari tulisan tersebut (dimana Kisah Para Rasul merupakan volume 2 dari sang penulis), yang dimulai di Yerusalem dengan tujuan untuk menyampaikan kelahiran Mesias, dimana sejarah dimulai pada saat itu, kemudian dengan pembaptisan mesias dari tangan seorang pelopor. Dan kemudian sampai kepada kematiannya oleh kaum Sanhedrin Yahudi di ibukota, dan kemudian kebangkitannya yang menjadi jaminan iman dan kepercayaan kepada para pengikut-Nya. Lukas memulai penulisannya dari pemerintahan kaisar Romawi dan Gubernur Romawi yang memerintah pada waktu itu. Jadi pengenalan Romawilah yang pertama-tama dicantumkan. Lukas tidak terlalu tertarik dengan kehidupan Yesus sebagai penggenapan nubuat nabi-nabi Yahudi. Lukas mempunyai kebiasaan untuk memberikan ekuivalen kata-kata Ibrani dalam bahasa Yunani sehingga seorang Yunani dapat memahaminya. Ia tidak pernah memakai terminologi Yahudi Rabbi kepada Yesus, tetapi selalu terminologi Yunani yang artinya Tuan.[12]

Sejarah Konteks
Yudaisme Palestina pada jaman Yesus bukanlah sebuah agama yang satu dan sama. Meskipun mempunyai iman yang sama terhadap Yahwe, bangsa Israel dapat dibedakan dalam sejumlah gerakan kerohanian, bahkan dapat disebut sebagai partai-partai keagamaan. Mereka adalah Kelompok Saduki, Kelompok Politis Golongan Zelot dan Golongan Eseni. Injil Lukas berbeda dengan Markus yang sejak awal kitabnya memperkenalkan Yesus sebagai guru yang diikuti beberapa murid (Mark1:16-20). Lukas terlebih dahulu menggambarkan Yesus sebagai pemberita yang tidak diikuti oleh siapa-siapa (Luk. 4:14-44). Namun, bersamaan dengan dimulainya pasal 5, Lukas terus menerus menggambarkan Yesus sebagai orang yang berkarya aktif di tengah-tengah masyarakat. Pada pasal 5 Lukas focus kepada kawan sekerja dan para utusan Yesus.


[1] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 20099: hlm. 211
[2] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 2009: hlm.186
[3] John Drane, Op.Cit., hlm. 213
[4] Jerome Kodell, “lukas” dalam Dianne Bergant & Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru, (Yogyakarta : Kanisius, 2008), hlm. 116
[5] J. N. Geldenhuys Lukas”  dalam Anggota IKAPI DKI Jakarta,  Ensiklopedi Alkitab masa Kini, Jilid I. A-L, (Jakarta: YKBK/OMF, 2007), hlm. 652-653
[6] John Drane, Op. Cit., hlm. 213.
[7] B.F. Drewes, Op. Cit., hlm. 255.
[8] B. F. Drewes, Satu Injil Tiga Pekabar, BPK-Gunung Mulia, Jakarta 2006: hlm. 13-14
[9] John Drane, Op. Cit.,  hlm. 211.
[10] B.J. Boland, Tafsiran Alkitab Injil Lukas, BPK-Gunung Mulia, Jakarta: 20038: hlm. 8.
[11] Injil Lukas, hlm. 11-12
[12] B.J Boland, Op.Cit., hlm. 8-9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar